Kembali meninjau simulasi pembelajaran tatap muka (PTM) di jenjang pendidikan anak usia dini, Ketua TP-PKK Kab. Trenggalek, Ibu Novita Hardini Mochamad, S.E., berharap lembaga sekolah benar-benar disiplin dalam menerapkan prosedur protokol kesehatan.
Tidak mau main-main, Ibu Novita yang juga sebagai Bunda PAUD Kab. Trenggalek ini menegaskan bahwa prosedur yang ketat harus dipenuhi untuk memastikan PTM benar-benar aman baik bagi tenaga pendidik maupun anak didik.
"Sarat utama menggelar PTM, lembaga sekolah harus disiplin menegakkan SOP yang sangat-sangat super ketat," tegas Ibu Novita saat meninjau simulasi PTM di KB/TKIT Nurul Fikri Desa Sukorejo Kecamatan Gandusari, Rabu (16/6/2021).
“Karena kita tahu kalau kita mengendorkan SOP, yang kita lawan ini bukan masalah ringan, yang kita hadapi ini pandemi Covid-19 yang sangat berbahaya, sehingga bila SOP-nya dikendurkan maka akan berbahaya, tidak hanya bagi anak namun juga bagi pendidiknya," lanjut istri Bupati Trenggalek itu.
Untuk itulah, menurut Ibu Novita, simulasi diperlukan sebagai cara untuk mengingatkan kepada setiap tenaga pendidik untuk mematuhi semua prosedur protokol kesehatan yang ketat. Untuk itu, SOP menjadi syarat wajib yang tidak boleh ditawar sebagaimana SKB 4 Menteri.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI sendiri telah memberikan isyarat diperbolehkannya pembelajaran tatap muka mulai Bulan Juli mendatang. Namun Mendikbud mengingatkan bahwa PTM di masa pandemi tidak akan sama seperti PTM sebelum pandemi.
Sejumlah syarat harus dipenuhi seperti diantaranya satuan pendidikan dapat menggelar PTM setelah mengantongi rekomendasi dari Dinas Pendidikan. Selain itu, PTM juga harus menyesuaikan dengan perkembangan kasus Covid-19 di wilayah tersebut.
"Kemudian hal yang sama juga harus ditaati, tenaga pendidik sudah divaksin semuanya, sedangkan guru dengan riwayat komorbit sehendaknya ditempatkan pada divisi-divisi yang mungkin tidak berhadapan langsung dengan murid," tutur Ibu Novita.
#PKKTrenggalekMeroket
(TP-PKK Kabupaten Trenggalek, dikutip dari Dokpim)