Tanggal : 30 September 2021 13:26:01
Publisher : Administrator-Trenggalek
Hits : 101

Tidak kenal lelah mengkampanyekan Gerakan Memasyaratkan Makan Ikan (GEMARIKAN) Ketua TP-PKK Kab. Trenggalek sekaligus Ketua Forikan Kab. Trenggalek, Ibu Novita Hardini Mochamad, SE., ingin mendorong Kabupaten Trenggalek bebas stunting. Permasalahan gagal tumbuh kembang anak memang menjadi perhatian serius Pemkab Trenggalek. Apalagi salah satu wilayahnya menjadi lokus dari stunting.

Pemenuhan asupan gizi menjadi point penting untuk bisa mengurangi angka stunting. Namun sayangnya itu bukanlah satu perkara mudah, permasalahan sosial ekonomi, budaya dan faktor lainnya menjadi permasalahan yang mengganjal.

Keberadaan Trenggalek yang tidak jauh dari laut menjadikan kekayaan ikan yang dimiliki sangat melimpah. Komoditas inilah yang coba ditawarkan kepada masyarakat, karena harganya yang fleksibel dan dapat dijangkau masyarakat.

"Kita ingin memperjuangkan Kabupaten Trenggek ini bebas stunting. Ini perjuangan yang tidak mudah butuh kerja keras sangat serius. Terus komitmen dari berbagai pihak, gotong royong dari berbagai pihak dari beberapa tahun yang lalu sebelum adanya pandemi," tutur Ibu Novita, Selasa (28/9/2021).

Menyadarkan masyarakat untuk paham betul akan nilai nilai gizi yang harus di penuhi di setiap rumah, sehingga ada kecukupan asupan gizi untuk anak, lanjutnya menambahkan, "ini bukanlah hal yang mudah. Pertama kesadàran masyarakatnya, kemudian faktor ekonomi, kemudian ketiga budayanya," lanjutnya.

Macam-macam yang menjadi perjuangan kita semua, seperti ajakan memakan makanan yang sehat. Trenggalek kan kaya akan ikan, hutannya juga luas, terus ada susu etawa juga, namun kenapa kita masih memjadi locus stunting. "Ini perjuangan yang keras dari kami teman teman Forikan untuk membiasakan pola anak-anak, gemar makan ikan," jelas penggiat perempuan ini.

Hari ini kegiatan dari kami alhamdulillah dikunjungi oleh ibu Ketua Forikan Jawa Timur, kembali kampanyekan kegiatan gemar makan ikan. Ada beberapa bantuan dari Provinsi Jawa Timur, yang diberikan kepada beberapa perwakilan ibu-ibu dari Kecamatan Suruh yang menjadi locus stunting.

"Harapan kami, meskipun ujian double belum lulus stunting ditambah Pandemi Covid artinya optimisme itu harus ada. Selama optimisme itu ada, dan kerja keras, gotong royong juga harus terus dilakukan maka bisa mengurangi sedikit demi sedikit angka stunting di Kabupaten Trenggalek," tandasnya.

Hadir dalam kegiatan ini, Ketua Forikan Jawa Timur, Ibu Arumi Bachsin, SE., menambahkan, "ikan murah dan ikan mahal sama-sama punya kandungan gizi," tuturnya kepada masyarakat yang hadir dalam kegiatan tersebut.



Ada pilihan untuk makan ikan lanjutnya, "harganya juga bervarian tinggal kita mau pilih yang mana, sedangkan ayam dan daging harganya lebih stagnan," ungkapnya menyampaikan alasannya ikut mengkampanyekan GEMARIKAN.

Setiap ikan baik air tawar maupun laut terus yang murah atau mahal sama sama punya kandungan gizi yang dibutuhkan tubuh. Kandungan gizinya memang tidak sama, tapi kandungan gizinya dibutuhkan tubuh, tandas istri Wagub Jatim Emil Dardak itu.

Sedangkan Sri Rahayu, warga Suruh yang menjadi salah satu penerima bantuan paket gemar ikan ini sangat senang menjadi salah satu penerima manfaat bantuan. "Ngak nyangka saja bisa dapat," ungkapnya usai menerima paket bantuan itu.



Mengajak ikut serta kedua anaknya saat menerima bantuan, Sri panggilan akrab perempuan ini, menambahkan, "sebenarnya makan ikan sudah menjadi suatu kebiasaan. Cuma karena jauh, ikan yang kami konsumsi mungkin berupa asapan atau reyekaan. Jarang menemukan ikan dalam kondisi segar," tuturnya menambahkan.

Perempuan ini sadar akan kandungan gizi yang dikandung ikan, sehingga mulai membiasakan kepada anaknya untuk suka makan ikan. 3 paket bantuan diterima perempuan ini, olahan ikan dalam bentuk kaleng, terus olahan camilan dari ikan serta ikan segar dari petani ikan yang ada di Kabupaten Trenggalek. Diharapkan olehnya bantuan yang diterima ini dapat membantu pemenuhan gizi keluarganya.

 

#PKKTrenggalekMeroket
(TP-PKK Kabupaten Trenggalek, dikutip dari Dokpim)

Menu PKK